Selasa, 29 November 2011

Budi Utomo

Sejarah & Alasan berdirinya Budi Utomo

Budi Utomo adalah sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908. Digagaskan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa.
Budi Utomo lahir dari pertemuan-pertemuan dan diskusi yang sering dilakukan di perpustakaan School tot Opleiding van Inlandsche Artsen oleh beberapa mahasiswa, antara lain Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, Goembrek, Saleh, dan Soeleman. Mereka memikirkan nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa lain, serta bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil itu.
Para pemuda mahasiswa itu juga menyadari bahwa orang-orang lain mendirikan perkumpulan hanya untuk golongan sendiri dan tidak mau mengajak, bahkan tidak menerima, orang Jawa sesama penduduk Pulau Jawa untuk menjadi anggota perkumpulan yang eksklusif, seperti Tiong Hoa Hwee Koan untuk orang Tionghoa dan Indische Bond untuk orang Indo-Belanda. Pemerintah Hindia Belanda jelas juga tidak bisa diharapkan mau menolong dan memperbaiki nasib rakyat kecil kaum pribumi, bahkan sebaliknya, merekalah yang selama ini menyengsarakan kaum pribumi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang sangat merugikan rakyat kecil.
Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong rakyatnya sendiri. Pada waktu itulah muncul gagasan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan yang akan mempersatukan semua orang Jawa, Sunda, dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya. Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif tetapi terbuka untuk siapa saja tanpa melihat kedudukan, kekayaan, atau pendidikannya.
Dan akhirnya pada hari Minggu, 20 Mei 1908, pada pukul sembilan pagi, bertempat di salah satu ruang belajar STOVIA, Soetomo menjelaskan gagasannya. Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa dan Tanah Air ada di tangan mereka. Maka lahirlah Boedi Oetomo. Namun, para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa kedokteran masih banyak, di samping harus berorganisasi. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa "kaum tua"-lah yang harus memimpin Budi Utomo, sedangkan para pemuda sendiri akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu

Sifat Organisasi Budi Utomo

Organisasi Budi Utomo adalah sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908. Digagaskan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik.
Contoh sifat sosial : meninggikan tingkat pengajaran di sekolah priyai atau bumi putera
Contoh sifat ekonomi: memberi beasiswa pada orang – orang bumi putera
Contoh sifat kebudayaan: menghidupkan kembali seni Indonesia
Tujuan Organisasi Budi Utomo

Budi Utomo mempunyai tujuan yaitu:
1.      Meninggikan tingkat pengajaran disekolah guru baik guru Bumi Putera maupun sekolah priyai
2.      Memberi beasiswa bagi orang – orang Bumi Putera
3.      Menyediakan lebih banyak tempat pada sekolah pertanian
4.      Mengadakan sekolah VAK / Kejuruan untuk para Bumi Putera dan Perempuan
5.      Memelihara tingkat pelajaran di sekolah –sekolah dokter jawa
6.      Mendirikan TK untuk Bumi Putera
7.      Perbaikan pelajaran –pelajaran di sekolah
8.      Mendirikan Badan Wakaf yang mengumpulkkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak – anak sekolah
9.      memajukan teknik dan industri
10.  menghidupkan kembali seni & kebudayaan Indonesia
11.  Menjunjung tinggi cita – cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang layak


Perjuangan Organisasi Budi Utomo

Prinsip perjuangan BU :

1.    Prinsip golongan muda : menempuh jalan politik dalam menghadapi pemerintahan kolonial.
2.    Prinsip golongan tua : menempuh perjuangan dengan cara lama sosio-kultural.
             Prinsip golongan muda berhasil mengimbangi politik pemerintah. Kemudian orientasi politik semakin menonjol dan kalangan pemuda mendirikan Sarekat Islam (SI) dan Indische Partij (IP).
Kelompok tua tetap meneruskan cita-cita BU dengan disesuaikan perkembangan politik. Pada Perang Dunia I, BU turut memikirkan cara mempertahankan Indonesia dari serangan luar. BU menganjurkan pembentukan milisi dalam Komite Pertahanan Hindia (Comite Indie Weebar).
Pada akhir perang, wakil-wakil BU banyak yang duduk di Volksraad ( DPR ) 1918 dalam jumlah yang cukup banyak, karena pemerintah Hindia Belanda menganggap BU moderat. Tekanan pemerintah kolonial pada pergerakan nasional menyebabkan BU kehilangan wibawa. Kelompok moderat dan radikal di BU pecah.
         Pada tahun 1935, BU bergabung dengan organisasi lain dan menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra). BU telah mewakili aspirasi politik pertama dari rakyat Jawa ke arah kebangkitan dan juga aspirasi rakyat Indonesia. BU juga merupakan organisasi nasional pertama di Indonesia dan berumur terpanjang sampai proklamasi kemerdekaan.
Kelahiran BU menampilkan fase pertama nasionalisme Indonesia. Fase ini menunjukkan pada etnonasionalisasi dan proses penyaluran diri identitas bangsa Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar